ALAT PENGAMAN INSTALASI LISTRIK
Dalam pemasangan
instalasi listrik tentu kita harus memperhatikan bahaya-bahaya yang timbul dari
pemasangan instalasi listrik tersebut. Bahaya listrik dapat berupa sengatan
listrik ke tubuh manusia/mahluk hidup, konsleting listrik dan bahkan terjadi
kebakaran. Oleh karena itu dalam instalasi listrik kita harus menggunakan alat
pengaman. Di bawah ini adalah alat-alat pengaman listrik yang lazim digunakan
oleh masyarakat.
1. MCB
(Miniatur Circuit Breaker)
MCB
merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker (bahasa Inggris).
Biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus sekaligus sebagai
pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung
singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. MCB akan
secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang melewatinya
melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus nominal
yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain
sebagainya. Nominal MCB ditentukan dari besarnya arus yang bisa ia hantarkan,
satuan dari arus adalah Ampere, untuk kedepannya hanya akan saya tulis dengan
A. Jadi jika MCB dengan arus nominal 2 Ampere maka hanya perlu ditulis dengan
MCB 2A.
2. SEKRING
(Patron Lebur)
Sekring berguna untuk mencegah arus terlalu besar
yang mengalir melalui suatu penghantar bila terjadi hubungan singkat. hubungan
singkat (korsleting) terjadi ketika bagian kabel yang terkelupas, lalu kabel
bersentuhan satu sama lain.Persentuhan ini menyebabkan sebagian besar arus
melalui kabel yang terkelupas. Kabel yang terkelupas memiliki hambatan yang
sangat kecil dibantingkan dengan hambatan lampu sehingga lebih mudah dilalui
arus.Arus listrik yang besar dapat menyebabkan kabel menjadi pijar sehingga
mudah terbakar. Sementara itu pada lampu hampir tidak ada arus mengalir karena
hambatannya besar. Sekring akan
mencegah arus listrik agar tidak masuk ke dalam alat listrik sehingga kebakaran
dapat dihindari. Kawat sekring
terbuat dari kawat kecil, pendek, dan mudah meleleh. Misalnya, timah putih atau
perak.Kawat kecil ini dimasukkan ke dalam tabung porselin yang berisi pasir.
Ketika kuat arus melewati nilai tertentu, kawat langsung meleleh sehingga
rangkaian listrik terputus.
3. NFB
(No Fuse Breaker)
NFB dalam bahasa indonesia bisa diartikan
sebagai pemutus tanpa sikring, berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus
utama dengan sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban
dari arus
yang berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat. Cara kerja NFB, ketika
arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada NFB maka
secara otomatis NFB akan memutuskan arusnya. Selain itu NFB sangat baik digunakan
pada pengguna listrik rumah tingkat atas dan industri. Ini di karenakan Penggunaan NFB
yang sangat menjamin keamanan listrik anda.
4. ELCB (Earth Leakaque Circuit
Breaker)
Earth Leakaque Circuit Breaker atau
alat pengaman arus bocor tanah atau juga disebut saklar pengaman arus sisa
(SPAS) bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah
transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua
hantaran suplay ke mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran
netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu-phasa, sambungan tiga-phasa
tanpa netral maupun sambungan tiga-phasa dengan netral. Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah
sama dengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka
keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul
medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih
menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus jatuh nominal (If) dari
saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu.
Prinsip kerja ELCB : Pada saat
terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama lagi dengan arus
yang mengalir pada netral ( IL = IN + If )
atau sistim dikatatakan dalam keadaan tidak seimbang, arus differensial ini
dibandingkan dalam sebuat sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus
phasa dengan arus netral menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan
isolasi, ketidak seimbangan arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida
sehingga pada bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan suatu tegangan yang
berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme kontak, kemudian kontak
utama ELCB akan memutuskan hubungan dengan peralatan.