MACAM-MACAM PEMBANGKIT LISTRIK
1.
PLTA (PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA AIR)
Cara
kerja PLTA dapat bekerja sebagai berikut, air dari
tandon/sungai masuk pada turbin melalui penstok untuk memperbesar tekanan
hidrostatis. Katup pengaman berguna untuk mengatur aliran air yang masuk ke
headrace tunnel, juga untuk menghentikan aliran air. Energi potensial air
menggerakkan turbin sehingga mengsilkan energi gerak yang dikonversi menjadi
energi listrik oleh generator. Energi listrik dari generator ini diatur dan
ditransfer oleh main transformer agar sesuai dengan kapasitas transmission
line (tegangan, daya, dll) untuk dibagikan ke rumah-rumah.
2.
PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA UAP)
PLTU menggunakan
siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air dipompakan ke dalam
pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar dan udara yang
sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga
terjadi pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang akan menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan kembali ke turbin tekanan rendah. Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah inilah yang akan diubah wujudnya dalam generator menjadi energi listrik.Dari turbin tekanan rendah uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor diperlukan air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU dibangun di daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka dapat digunakan cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari kondensor dipompa ke tangki air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran dan juga diolah agar memenuhi mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH). Setelah itu, air akan melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa dan dipompakan kembali ke dalam ketel.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang akan menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan kembali ke turbin tekanan rendah. Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah inilah yang akan diubah wujudnya dalam generator menjadi energi listrik.Dari turbin tekanan rendah uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor diperlukan air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU dibangun di daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka dapat digunakan cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari kondensor dipompa ke tangki air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran dan juga diolah agar memenuhi mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH). Setelah itu, air akan melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa dan dipompakan kembali ke dalam ketel.
3.
PLTN (PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA NUKLIR)
Prinsip
kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu ;
air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan
dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran
turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga
listrik. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk
menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan
gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (Nox), serta debu
yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke
udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan hujan
asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk
menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil
(uranium) dalam reactor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang
disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit
yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2,
SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam
berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit
listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari
pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen
bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan
penyimpanan secara lestari.
4.
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya
adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya
menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik
bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic
dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.
Photovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk
memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor.
5. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN
UAP (PLTGU)
PLTGU merupakan kombinasi antara PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali sebagai pemanas uap di ketel penghasil uap bertekanan tinggi.Ketel uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG dikenal dengan sebutan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Daya listrik yang dihasilkan unit PLTU sebesar 50% dari daya unit PLTG, karena daya turbin uap unit PLTU tergantung dari banyaknya gas buang unit PLTG. PLTGU merupakan pembangkit yang paling efisien dalam penggunaan bahan bakarnya.
6.
PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA PANAS (PLTP)
Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan
PLTU. Hanya saja uap yang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung
dari perut bumi. Karena itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat
gunung berapi. Tepatnya
di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat air dari lapisan
humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan
bumi menuju kantong uap tersebut, hingga uap dalam kantong akan menyembur
keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin uap penggerak generator. Setelah
menggerakkan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan
disuntikkan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan
uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun yang
akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Biaya operasional PLTP juga lebih
murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun memerlukan
biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut
bumi.
7.
PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)
PLTD berbahan bakar BBM (solar), biasanya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk
daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam perkembangannya PLTD dapat
juga menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin diesel ini menggunakan ruang bakar
dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian
pada poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan
untuk memutar generator yang merubahnya menjadi energi listrik.
8.
PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA PASANG SURUT (PLTPS)
Prinsip kerja nya sama dengan pembangkit listrik
tenaga air, dimana air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan mengahasilkan
energi listrik.
9.
PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pembangkit listrik tenaga gas
(PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya
menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud
cair (BBM) maupun gas (gas alam).
10. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK (PLTO)
Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik
atau bergulung-gulung, merupakan energi alternatif yang dibangkitkan melalui
efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang.
11. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa)
Konsep
Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) atau PLTSa
(Pembangkit Listrik Tenaga sampah) secara ringkas (TRIBUN, 2007) adalah sebagai
berikut :
a) Pemilahan
sampah,Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di daur ulang.
Sisa sampah dimasukkan kedalam tungku Insinerator untuk dibakar.
b) Pembakaran
sampah,Pembakaran sampah menggunakan teknologi pembakaran yang memungkinkan
berjalan efektif dan aman bagi lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam
derajat pembakaran yang tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar dari
pembakaran juga dikendalikan untuk dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi
gas buang.
c) Pemanfaatan
panas,Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan
untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar
turbin dan selanjutnya menggerakkan generator listrik.
Pemanfaatan abu sisa pembakaran,Sisa dari proses
pembakaran sampah adalah abu. Volume dan berat abu yang dihasilkan diperkirakan
hanya kurang 5% dari berat atau volume sampah semula sebelum di bakar. Abu ini
akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya
setelah diproses dan memiliki kualitas sesuai dengan bahan bangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar