ALAT PENGAMAN INSTALASI LISTRIK
Dalam pemasangan
instalasi listrik tentu kita harus memperhatikan bahaya-bahaya yang timbul dari
pemasangan instalasi listrik tersebut. Bahaya listrik dapat berupa sengatan
listrik ke tubuh manusia/mahluk hidup, konsleting listrik dan bahkan terjadi
kebakaran. Oleh karena itu dalam instalasi listrik kita harus menggunakan alat
pengaman. Di bawah ini adalah alat-alat pengaman listrik yang lazim digunakan
oleh masyarakat.
1. MCB
(Miniatur Circuit Breaker)

2. SEKRING
(Patron Lebur)

3. NFB
(No Fuse Breaker)
NFB dalam bahasa indonesia bisa diartikan
sebagai pemutus tanpa sikring, berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus
utama dengan sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban
dari arus
yang berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat. Cara kerja NFB, ketika
arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada NFB maka
secara otomatis NFB akan memutuskan arusnya. Selain itu NFB sangat baik digunakan
pada pengguna listrik rumah tingkat atas dan industri. Ini di karenakan Penggunaan NFB
yang sangat menjamin keamanan listrik anda.
4. ELCB (Earth Leakaque Circuit
Breaker)
Earth Leakaque Circuit Breaker atau
alat pengaman arus bocor tanah atau juga disebut saklar pengaman arus sisa
(SPAS) bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah
transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua
hantaran suplay ke mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran
netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu-phasa, sambungan tiga-phasa
tanpa netral maupun sambungan tiga-phasa dengan netral. Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah
sama dengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka
keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul
medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih
menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus jatuh nominal (If) dari
saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu.
Prinsip kerja ELCB : Pada saat
terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama lagi dengan arus
yang mengalir pada netral ( IL = IN + If )
atau sistim dikatatakan dalam keadaan tidak seimbang, arus differensial ini
dibandingkan dalam sebuat sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus
phasa dengan arus netral menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan
isolasi, ketidak seimbangan arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida
sehingga pada bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan suatu tegangan yang
berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme kontak, kemudian kontak
utama ELCB akan memutuskan hubungan dengan peralatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar